Empat Hari, Prajurit TNI Tersesat di Rimba Malinau Kalimantan
MALINAU, KOMPAS.com – Pagi yang cerah, 17 November 2014, Pratu TNI Agus Yulianto dan tiga prajurit lain pergi mencari air bersih di tengah rimba pedalaman Malinau, Kalimantan Utara.
Tersesat di hutan. Foto ilustrasi.
Dua jam kaki mereka melangkah, air bersih tak kunjung didapat. Pagi itu, menjadi awal mereka tersesat selama empat hari di tengah rimba belantara.
“Jujur, kami takut sekali tersesat di hutan yang tidak kami kenal sebelumnya,” kenang Agus saat Kompas.com jumpai pada awal Desember 2014.
Agus adalah salah satu prajurit yang bertugas di Pos Pengamanan Perbatasan (Pospamtas) Desa Apau Ping, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, yang dipindahkan ke Pospamtas Long Bulan bersama dua rekannya per 9 November 2014.
Rencananya, Pospamtas Apau Ping hendak ditiadakan lantaran terlalu jauh dengan patok batas perbatasan Indonesia-Malaysia.
Situasi Pospamtas Long Bulan berbeda dengan Pospamtas Apau Ping. Long Bulan berada di tengah hutan rimba, butuh waktu berhari-hari berjalan dari pos itu ke pedesaan terdekat. Logistik pun harus dikirim memakai helikopter setiap satu bulan sekali.
Pada pagi di pertengahan November itu, para prajurit di Pospamtas Long Bulan kehabisan cadangan air bersih. Hujan yang merupakan sumber air satu-satunya bagi pos ini, tak kunjung turun.
Air tanah di lokasi pos tak bisa diandalkan sebagai sumber air bersih, karena warnanya kemerahan dan berbau tak enak.
“Pagi itu saya sama tiga adik llifting (angkatan TNI) inisiatif mencari air bersih di hutan,” ujar Agus.
Tanpa bekal
Pagi itu, mereka sama sekali tak berpikir bakal tersesat berhari-hari di tengah hutan. Mereka tak membekali diri dengan makanan maupun minuman.
Agus hanya berkaos loreng dan bercelana training, begitu juga dua prajurit lain. Satu prajurit lagi bahkan hanya berkaos loreng dan memakai celana selutut.
“Saya hanya bawa senjata laras panjang satu,” lanjut cerita Agus. Setiap langkah mereka ayun masih dengan pikiran sumber air tak akan terlalu jauh dari pos.
Di sepanjang perjalanan, hanya ada pepohonan besar–berukuran sepelukan hingga enam pelukan lelaki dewasa–di sekitar mereka. Pemandangan lain hanya semak belukar.
“Kami mengikuti jalan setapak keluar pos. Kami sempat bertemu jalan sama dua kali. Tapi kok ke arah pos lagi, ke pos lagi? Kami merasa aneh kan, akhirnya kami ambil jalur beda,” ujar Agus.
Dua jam pun berlalu. Agus memutuskan kembali saja ke pos karena air tak kunjung ditemukan. Namun, kali ini justru jalan pulang menuju pos “menghilang”.
Saat menatap berkeliling, pemandangan terasa asing. “Sadarlah kami telah tersesat,” ujar Agus. Seharian itu mereka masih berupaya terus berjalan mencari jalan pulang tetapi tak juga bisa.
Pesan kepala adat
Lelah, lapar, dan dahaga, merusak konsentrasi keempat prajurit ini. Hari pun merembang petang. Sebagai prajurit tertua, Agus berupaya mengingat dan menyusun strategi dengan tenaga yang tersisa.
Pelahan Agus lalu teringat perkataan kepala adat Dayak di Desa Apau Ping saat pertama kali bertugas di sana. “Kepala adat bilang sama saya, kalau tersesat di hutan adat ini jangan takut. Ikuti saja awal matahari terbit, pasti akan menemui sungai Bahau,” kenang Agus.
Sungai Bahau memiliki hulu di salah satu bukit yang merupakan perbatasan Indonesia-Malaysia. Jika mengikuti aliran sungai itu ke hilir, ujar Agus menirukan pesan kepala adat itu, dipastikan akan bertemu desa.
Perkataan kepala adat tersebut terus terngiang selama keempat prajurit ini melangkah. Sembari berjalan ke arah matahari terbit, mereka mengumpulkan buah-buahan hutan dan daun yang sekiranya bisa dimakan untuk mengganjal perut yang lapar.
Untuk menghapus dahaga, mereka memeras air dari tumpukan lumut yang menempel dari batang pohon. Meski membawa senjata, Agus mengaku tidak berani menembak binatang hutan yang sering mereka temui.
Agus mengaku dia dan teman-temannya khawatir ketika membunuh binatang di hutan adat secara sembarangan malah akan berakibat celaka bagi mereka.
Malam pertama
Seharian berjalan, “pasukan” ini pun memutuskan mencari tempat beristirahat pada pukul 17.00 Wita. Mereka juga bersepakat akan tidur bergantian hingga fajar menyingsing.
Tidur beralas tanah, mereka masih harus menahan pedihnya gigitan agas–serangga kecil semacam nyamuk yang juga mengisap darah–selain kekhawatiran didatangi binatang buas. “Sudah enggak tahu malam itu rasanya kayak apa. Semuanya campur-aduk jadi satu,” ujar Agus.
Mental mereka pada malam itu sempat jatuh karena mimpi salah satu prajurit. Pada saat giliran tidur, prajurit itu bermimpi minum kopi bersama prajurit TNI yang tewas karena helikopternya jatuh di tengah proses pembangunan Pospamtas Long Bulan pada November 2013.
Hanya lantunan doa yang membuat mereka saling menguatkan diri dan menjaga pikiran tetap jernih pada saat itu. “Meski sangat sulit,” aku Agus.
Jawaban alam
Agus mengatakan dua hari pertama mereka jalani dengan kalut. Makan dan minum tak cukup, lelah karena terus berjalan kaki mulai terasa mendera, ditambah efek mimpi salah satu dari mereka itu.
Pada titik terendah kondisi mereka, tutur Agus, alam menunjukkan kekuatannya. Pada saat itulah mereka akhirnya menemukan sungai, meskipun baru sungai kecil dan bukan Sungai Bahau.
Meski demikian, keempat prajurit ini memutuskan untuk mengikuti alur sungai kecil tersebut. “Untungnya lagi, hari ketiga dan keempat hujan. Jadi meski lapar kami tidak kehausan,” lanjut Agus.
Terasa sangat lama, kata Agus, sudah empat hari mereka berempat menyusuri kelebatan hutan Malinau ini. Namun, pada petang hari keempat itu, mereka akhirnya menemukan Sungai Bahau.
Semangat keempat prajurit pun timbul kembali. Benar saja, tak berselang lama mereka berpapasan dengan rombongan ketinting kepala desa yang memang sedang mencari mereka.
“Kami akhirnya ditemukan. Saya tidak ingat lagi bagaimana kami ditemukan. Katanya, baju kami sudah compang-camping, badan penuh pacet. Pas di kampung, saya timbang, berat badan saya turun 15 kilogram,” tutur Agus.
Petang itu adalah 21 November 2014. Setelah dirawat beberapa hari di desa terdekat, Agus kembali bertugas di Pospamtas Apau Ping, sementara tiga prajurit lain dikembalikan ke batalyonnya di Tarakan.
Agus mengaku tidak kapok bertugas di perbatasan sekalipun mengalami peristiwa ini. Dia mengaku, peristiwa itu menguji kemampuan keprajuritan mereka, dan jelas tak terlupakan.
“Tidak kapok. Asalkan tidak tersesat sampai ke Malaysia saja…” ujar Agus, kali ini sembari tertawa mengingat kisah sengsaranya itu. ***
March 11, 2016 - Posted by Suprizal Tanjung SS | Minangkabau Pagaruyung Sumbar
No comments yet.
Autobiografi Penulis
SUPRIZAL TANJUNG SS berasal dari Kampung Gantiang, Kapeh Panji, Nagari Pasa Baru, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis yang lahir di Nagari Pasa Baru, merupakan anak kelima dari delapan bersaudara, putra dari bapak ber-suku Caniago, Suir Caniago (almarhum, 1994), dan ibu ber-suku Tanjung, Hajjah One Tanjung.
Penulis hanya sebentar menikmati alam Minangkabau, surau, dan beras Solok. Tahun 1977, dibawa orang tua merantau dari Pessel ke Provinsi Bengkulu. Jalan rusak, buruk, sempit, tidak ada jembatan di sungai yang lebar, naik pelayangan (sampan penyeberangan), bertemu orang Suku Anak Dalam, adalah pengalaman dalam perjalanan antara Pessel dan Bengkulu ketika itu. Lima hari lima malam kemudian, kami sekeluarga baru sampai di Bengkulu. Pembangunan semakin maju, kini dari Pessel ke Bengkulu menggunakan mobil hanya membutuhkan waktu 12-15 jam. Apalagi dengan pesawat, hanya perlu waktu sekitar satu jam.
Banyak merantau, membuat penulis menguasai beberapa bahasa seperti: Bengkulu, Indonesia, Manado, Palembang, Talo (Kecamatan Talo di Bengkulu Selatan), dan tentu saja Minangkabau.
Pendidikan, SDN 12, Bengkulu (lulus 1985), SMPN 3, Bengkulu (lulus 1988), dan SMAN Pagar Dewa, Bengkulu (lulus 1991). Lalu kuliah di jurusan Kesejahteraan Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Isipol), Universitas Bengkulu (Unib) tahun 1991-1992. Kemudian, Senin 10 Agustus 1992, masuk di Jurusan Linguistik, Fakultas Sastra, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Provinsi Sulawesi Utara (wisuda Kamis 7 Agustus 1997).
Mulai Jumat 18 Januari 2001, menetap di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Bekerja di Batam Pos, sejak Selasa 6 Februari 2001 sampai sekarang. Punya falsafah, berdoa, bekerja, belajar dan berguna.
Suprizal Tanjung’s Surau ini berisi berbagai macam hal, dan Insya Allah berguna bagi siapapun. Sebagian besar dari seluruh tulisan di blog ini, sudah naik di Batam Pos. Siapapun boleh meng-copy (mengambil) foto dan tulisan-tulisan di www.suprizaltanjung.wordpress.com ini. Tentu saja, semua untuk tujuan kebaikan, dan tetap menyebutkan nama penulis-pemilik-nya (Suprizal Tanjung).
Siapapun bisa memasukkan acara, kegiatan, komunitas, atau berita di blog ini. Anda ingin mendapatkan informasi dan bertanya sesuatu? Silakan hubungi melalui email: tanjoeng.suprizal@gmail.com atau di mobile~WhatsApp 0811 xxxx xx.
Insya Allah, dan semoga apa yang ada di blog ini, bisa diambil hikmahnya, dan memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin. ***
Meta
-
Tulisan Terbaru
- HAMKA: MENULISLAH, MAKA ANDA AKAN HIDUP ABADI
- Minang dan Negeri Sembilan
- Satu Periode (Gubernur Jawa Barat) !!
- SBY: Utang Indonesia ke IMF Lunas Tahun 2006
- bank bjb Buka Dua Stand di Batam Menari
- Berada di Arab Saudi
- Nasi Padang di Singapura
- Dosen Politeknik Batam Ikut Program Digital
- 175 Siswa Belajar DKV di ITEBA
- Siswa Nurul Muhajirin Bentuk Pribadi di Lanal Batam
- Keteladanan Gubernur Sumbar, Prof Dr Harun Zain Datuk Sinaro
- Yusril Berduka, Ibundanya Meninggal Dunia
- PBB dan PKPI Gagal Jadi Peserta Pemilu 2019
- Yusril Temui Kiai Said Aqil, Minta Doa
- Bawaslu Meloloskan PBB Peserta Pemilu 2019
- Yusril Banggakan Kakaknya yang Kalahkan Adik Ahok
- Kedokteran Uniba Gandeng Dermatolog Belanda
- Sultan Agung Batam Gelar AIMO
- Makan Berhadiah Sepeda Motor di Bundo Kanduang Batam
- 6 Tahun Wangikan Warga Kepri
Arsip Tulisan
Top Posts & Pages
Komentar Pembaca
Cari Tulisan
Katagori Tulisan
Pengunjung (Visitors)
- 1,013,407 hits
Negara Pengunjung
Blogroll
- Alquran Tulisan Arab dan Latin
- Alquran. Arab dan terjemahan Indonesia
- Alquran. Terjemahan Alquran Bahasa Indonesia 1
- Alquran. Terjemahan Alquran Bahasa Indonesia-Arab 2
- Bundo Kanduang
- Buya HAMKA
- Dahlan Iskan
- Haluan Koran
- Humor-1
- Humor-2
- Indra Piliang
- Inggris, Belajar Bahasa 1
- Inggris, Belajar Bahasa 2
- Inggris, Belajar Bahasa 3 Tanda Baca
- Inggris, Belajar Bahasa 4
- Injil, Bible, Alkitab. Terjemahan Alkitab Online Kristiani Indonesia-Inggris 1
- Injil, Bible, Alkitab. Terjemahan Alkitab Online Kristiani Indonesia-Inggris 2
- Istilah-Istilah
- Kabupaten Tanahdatar
- Kamus Besar, Makna Kata, Indonesia-Inggris
- Kamus Indonesia-1 KBBI Dalam Jaringan (Daring) ~~~
- Kamus Indonesia-2 KBBI Daring Online
- Kamus Indonesia-3 Online
- Kamus Inggris-1
- Kamus Inggris-2
- Kamus Kata, Prase
- Kamus Kesehatan
- Kamus Slang
- Kesehatan 1
- Kisah Aneh 1 Kisah Aneh
- Kisah Aneh 2 Mistis
- Kisah Aneh 3 Jelajah Unik
- Kisah Aneh 4 Menuju Hijau
- Kisah Aneh 5 Misteri Dunia
- Kisah Aneh 6 Cerita Dunia
- Kisah Aneh 7 Berita Aneh Tapi Nyata
- Kisah Aneh 8 World Wonders
- Kisah Aneh 9 Ngunik
- Kisah Menakjubkan, Menarik, Sejarah Islam
- Kisah Minang – Negeri Sembilan – Novellatip
- Kisah Nabi-Nabi dan Rasul
- Kisah Preman~Rawa Rontek
- Kodam Korem Kodim se Indonesia
- Kode Pos Kota Kabupaten Provinsi di Indonesia
- Kota Kabupaten Provinsi di Indonesia
- Kurs Mata Uang
- LAZ MRB
- Matematika
- Mimpi
- Minangkabau oleh Is Sikumbang
- Minangkabau Pagaruyung oleh Chaniago
- Mualaf, Kisah 1
- Mualaf, Kisah 2
- Mualaf, Kisah 3
- Nama-Nama Islam
- Obat dan Panyakit
- Padang Ekspres Koran
- Palestina~Israel. Berita tentang Palestina~Israel.
- Pelaminan Minang
- Penemu Terkenal
- Pengetahuan Umum
- Pepatah Petitih Minangkabau
- Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
- Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia-1
- Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia-2
- Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia-3
- Singgalang Koran
- Tanaman Obat di Sekitar Kita
- Teka Teki 1
- Teka Teki 2
- Universitas Andalas (Unand)
- Urang Minang
- Wikipedia
Leave a Reply